SMA Immanuel Kalasan "Indonesia Mini di Pinggiran Jogja"

(YB Hendro Prijono) 

Tanggal 12 juli yang lalu, saat sisa-sisa trauma dampak tawuran di seputaran Seturan masih belum sepenuhnya pulih; saya berkesempatan berkenalan dengan siwa-siswi SMA Immanuel Kalasan Sleman yang berasal dari berbagai penjuru tanah air. Kebanyakan mereka bukan berasal dari daerah perkotaan. Beberapa 'Pendatang Baru' tampak masih berjuang beradaptasi dengan lingkungan mereka yang baru. Bukan hanya berbeda asal usulnya, mereka juga berasal dari berbagai agama dan kepercayaan.

Awalnya interaksi kami terasa canggung, mungkin karena baru saja kita bertemu apalagi selisih usia kami yang sangat jauh. Mereka usia belasan sedangkan saya sudah lansia.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diikuti seluruh siswa-siswi kelas 10 s.d. kelas 12 itu mempertemukan saya dalam kapasitas sebagai pemapar materi tentang "Mencintai Lingkungan Hidup". Waktu 2 jam yang disediakan terasa sangat pendek, ditambah lagi suasana formal terasa membatasi interaksi batin kami.

Sekolah menyediakan rumah tinggal bagi mereka yang berasal dari luar Jogja walaupun ada beberapa yang tinggal di luar. Di rumah tinggal ini, mereka diasuh dan dibimbing oleh seorang guru yang bertindak bak orang tua mereka.

Pihak sekolah mencanangkan standar keberhasilan mendidik mereka secara realistis mengingat latar belakang mereka yang tidak bisa disejajarkan dengan pendidikan di Jawa pada umumnya. Para guru dengan beragam latar belakang agama yang berbeda sangat patut diacungi jempol atas kreasi dan kesabaran mereka mendidik siswa-siswinya. Harapan para guru tidak muluk-muluk, anak didiknya bisa berkarakter positif menjadi anak-anak Indonesia saling toleransi sudah sangat membanggakan. Dengan demikian, mimpi menanam bak benih-benih baik kepada siswa-siswi mereka terus diupayakan dengan berbagai cara.

Belajarlah nak.

Kalian adalah masa depan daerah sekaligus masa depan Indonesia.

Hp-Maguwoharjo, 20 Juli 2022

#smaimmanuelkalasanyogyakarta

#immanuelkalasan